Minggu, 08 Mei 2016

Tentang Mengikhlaskan, bukan Melupakan

Ilmu yang paling gak ada habisnya buat gue itu cuma 2, Sabar dan Ikhlas.
Seumur hidup gak akan berhenti untuk menuntaskan pelajaran tentang keduanya.


Tentang ikhlas,
Menurut gue mengikhlaskan itu sepaket dengan merelakan.
Entah gimana caranya, tapi ketika lo udah merelakan ya berarti lo sudah mengikhlaskan.
Juga sebaliknya, ketika lo sudah ikhlas berarti lo sudah rela.

Sampai gue 23 tahun, entah sudah berapa ikhlas yang sudah gue lakuin dalam hal apapun.
Ketika gue pengen masuk Universitas Negeri, tapi gue dapetnya di Swasta.
Ketika gue pengen ambil jurusan Komunikasi, tapi gue harus ambil jurusan Akuntansi.
Ketika apa yang gue mau, selalu berlawanan dengan kedua orangtua beserta keluarga yang akhirnya gue yang harus ikuti apa kata mereka.
Dan ketika gue harus melepaskan seseorang, demi masa depan gue sendiri.

Iya itu cuma contoh beberapa ikhlas yang agak berat gue jalani dan gue yakini keputusan yang di ambil dengan ikhlas pasti jauh berbuah baik juga.

Tapi kali ini yang mau gue ceritakan adalah mengikhlaskan seseorang.

Gue pernah belajar dari seseorang, yang berusaha ikhlas ketika di tinggal pergi untuk selamanya oleh kembarannya.

Kata temen-temennya,
Semasa kembarannya masih bernafas, kedekatan mereka terbilang "biasa"
Mereka punya kepribadian yang berbeda walaupun kembar.
Yang 1 pendiam, yang 1 lagi petakilan.

Saat kembarannya mulai sakit,
Dia merawat total sang kembarannya.
Dimulai dari gantiin popok, (karena udah ga kuat ke kamar mandi) sampe nemenin di sampingnya terus.
Hingga kembarannya menghembuskan nafas terakhir.

Pas dia ceritain ke gue, gue inget dia bilang :


Kamu akan tau seberapa besar kamu sayang sama seseorang, ketika orang itu udah gak ada. Gak ada maksud aku disini adalah ya bener-bener udah ga ada di dunia. Kalo cuma kehilangan seseorang yang masih bernafas, paling gak kamu masih bisa tegur dengan sepatah kata "hai"

Mengikhlaskan ketika di tinggal selamanya itu berpuluh-puluh kali lipat susahnya dibanding dengan mengikhlaskan seseorang yang masih bernafas dengan udara yang sama, oksigen yang sama.

Sama hal nya kaya lo harus ikhlas melepaskan masa lalu lo walaupun udah bertahun-tahun lo jalani namun gagal.





Masa lalu itu gak untuk lo lupakan, tapi lo ikhlaskan.
Karena lo gak akan pernah bisa lupa, kalo kepala lo belum kejedot dengan keras dan seketika lo amnesia.

Mengikhlaskan disini buat gue adalah lo udah ikhlas ketika masa lalu lo udah bener-bener melepas lo dengan cara gak mementingkan diri lo lagi, udah punya pasangan yang baru, dan udah menganggap lo sama dengan teman-teman-nya. (Teman ya bukan sahabat. Karena perlakuan teman dan sahabat jauh berbeda)

Dan jadilah masa lalu yang baik.
Yang gak dateng terus-terusan sampai bikin susah untuk membuka hati ke yang lain,
Yang gak dateng untuk menganggu hanya dengan kalimat-kalimat basi.

Karena gue yakin, yang namanya hubungan dijalani oleh 2 orang.
Yang berarti ketika hubungan itu berakhir,
Keduanya sama-sama sakit.
Keduanya sama-sama butuh proses mengikhlaskan.
Keduanya sama-sama harus belajar "berjalan" lagi

Orang yang baru putus itu, di ibaratkan orang yang lumpuh.
Dia harus belajar berjalan lagi dari awal.
Mulai belajar berdiri, belajar berjalan berpegangan dengan orang sekitarnya atau bahkan tembok, belajar berjalan terpincang-pincang, hingga bener-bener pulih dan berjalan lancar dengan kakinya sendiri.


Jadi, jangan pernah dateng kembali ke masa lalu lo yang sedang mencoba berjalan kembali di atas kakinya sendiri.

Karena lo terlalu jahat untuk membiarkan dia mengulang segala proses yang sudah dia perjuangin dengan dirinya sendiri.

Apalagi ketika dia berjuang untuk menyembuhkan luka yang lama, dan sedang mencoba mati-matian membuka hatinya untuk orang baru.
Lalu seketika lo dateng kembali, dan mengingatkan tentang gimana kalian dulu.

Gue gak tau sebutan apalagi untuk masa lalu yang jahatnya kaya gitu :')


Menurut gue, menyembuhkan patah hati itu masalah waktu aja.
Masalah menghilangkan kebiasaan yang sudah tertanam dari yang dulu.

Dan entah kenapa gue gak percaya dengan kata orang,
"Nyembuhin hati paling cepet itu dengan adanya kehadiran orang baru."

Buat gue,
Lo harus selesaikan masalah hati lo dengan diri lo sendiri dulu. Ketika lo udah sembuh, dan pulih barulah belajar mengenali orang lain lagi.


Jangan terburu-buru, biarkan lukamu sembuh dulu. Sebab ia yang tepat, pantas mendapatkan hatimu yang utuh.


Untuk kamu,
Kita sama-sama belajar untuk berjalan lagi ya.
Kita sama-sama menghargai proses yang sudah kita bangun.

Ini tentang mengikhlaskan, bukan melupakan...