Minggu, 09 Oktober 2011

Rambu-rambu Cinta

jangan pesimisjangan pesimis
Semua orang berharap punya perjalanan cinta semulus jalan tol. Padahal cinta, tuh, punya ‘jalan tikus’ masing-masing. Kalau mau selamat sampai ‘tujuan’ (hidup bahagia selamanya dengan pasangan!) jangan lupa taati ‘aturan mainnya’, dong!

Jangan pesimis!

Sudah lama naksir cowok di kampus atau rekan kerja tapi takut bertepuk sebelah tangan? Atau si dia belum juga menunjukkan tanda-tanda bakal ‘nembak’ kita meski sering menghabiskan waktu bersama? Jangan putus asa dulu, dong.
Sikap pesimis bakal mempengaruhi cara kita merespons kata-kata dan sikap si dia. Misalnya, gebetan nggak membalas telepon atau SMS, lalu kita menyimpulkan bahwa dia pasti menghindar. Akibatnya, dia jadi tambah jauh, deh.
Dalam setiap usaha, kita kudu optimis! Jangan hanya pasrah – diam dan menunggu terus bisa bikin dia ikutan ragu terhadap perasaan kita. Coba pancing gebetan untuk menyatakan perasaannya terhadap kita. Mau hasilnya positif atau negatif, yang penting kita nggak penasaran lagi, kan….

Mau tauuu aja …

mau tau aja
mau tau aja
Setelah jadian, kita menganggap bahwa si dia adalah milik kita. Kekuatan pikiran tadi membuat kita selalu mengontrol semua hal yang dilakukan pacar. Bahkan saking ingin tahunya, kita merasa wajib mengecek SMS dan daftar telepon si dia.
Walaupun statusnya pacaran, bukan otomatis kita jadi ‘bayangan’ si dia. Biarkan pacar punya privacy dengan barang atau kegiatannya sendiri. Ada, kok, hal-hal yang nggak perlu kita campuri. Jadi wajar juga, tuh, kalau si dia nggak mengizinkan kita ikut-ikutan.
Seandainya pacar nggak mau kasih tahu obrolannya bareng teman-temannya saat reuni kemarin, jangan cemberut dulu. Mungkin kalau diceritakan pun kita nggak ngerti – ingat, kan, kita malas berbagi gosip dengan si dia karena responsnya selalu datar? Lagipula sikap mau tahu yang berlebihan bakal membuatnya gerah.

Nggak selalu sama

nggak selalu sama
nggak selalu sama
Saat pdkt atau pacaran kita berusaha memahami hingga menyatukan karakter si dia. Terbentur perbedaan visi atau misi, sih, biasa. Makanya jangan keburu mengeluh ketika bertengkar hanya gara-gara beda pendapat tentang masalah sepele, misalnya cara berpakaian.
Coba ambil jalan keluar dari semua perbedaan antara kita dan si dia. Tapi harus diingat, jangan selalu meminta dia berubah sesuai keinginan kita tanpa introspeksi diri. Lama-lama si dia bisa berontak dan ujung-ujungnya berantem lagi, hiks….
Mengerti dan mau kompromi bukan berarti kita kalah. Percaya, deh, dalam setiap perbedaan pasti ada pelajaran yang bisa kita ambil. Kalau semua perbedaan sudah berhasil dilewati, maka hubungan kita pasti tambah lengket, deh!

Seimbang, dong!

seimbang dong
seimbang dong
Ayo ngaku, masa pacaran membuat kita merasa dunia milik kita dan si dia. Hang out bareng teman atau menghadiri acara keluarga bukan prioritas lagi. Kita sering melewatkannya demi jadwal nonton bersama si dia.
Tanpa disadari kita semakin jauh dari teman dan keluarga. Begitu bertengkar dengan pacar, baru, deh, kelimpungan sendiri karena nggak ada seorang pun mau mendengar keluh-kesah kita.
Kita tetap butuh orang lain, kok, meski punya pacar yang (katanya) selalu ada buat kita. Makanya penting bersikap adil untuk segala aspek dalam kehidupan kita. Pergi bersama teman dan keluarga nggak kalah seru – apalagi kalau semua puas dan senang!

Hati-hati, deh!

hati-hati
hati-hati
Ketika merasa dekat dengan seseorang, biasanya kita nyaman untuk menjadi diri sendiri. Nggak ada yang namanya malu-malu lagi buat curhat, bercanda, atau nangis di depan pacar. Meski sudah lama menjalin hubungan dengan si dia yang penyabar, urusan mulut harus tetap dijaga.
Saat kesal atau PMS, kita nggak boleh berbicara kasar – sampai membawa ‘kebun binatang’ – kepadanya. Selain nggak sopan, biasanya dapat menyulut pertengkaran baru. Lebih baik dinginkan kepala sebelum mengucapkan sesuatu karena sekali keluar kita nggak bisa menariknya lagi.
Untuk menghindari hal-hal yang nggak diinginkan, kita kudu hati-hati mengucapkan sesuatu – kepekaan juga kudu diasah, nih. Misalnya dia lagi terlihat uring-uringan, simpan dulu niat untuk menceritakan mantan yang kembali menghubungi kita. Saling menjaga omongan dan perasaan satu sama lain bikin hubungan lebih awet.

Kasih kesempatan

kasih kesempatan
kasih kesempatan
Dalam hidup, kita pasti bertemu dengan orang yang dominan, atau sebaliknya, pihak yang nrimo. Untuk urusan membina hubungan, sih, jangan sampai keduanya bertemu karena nggak bakal sukses.
Apa asyiknya punya pacar yang langsung setuju terhadap semua keinginan kita? Yang benar, hubungan seharusnya berlangsung dua arah dan timbal-balik. Jangan sampai ada pihak merasa tertindas dan terpaksa meng-ikuti kemauan yang lain.
Biasakan melakukan komunikasi efektif dan kompromi sehingga kita tahu apa yang diinginkan pasangan. Sekali-sekali beri kesempatan, dong, kepada pacar untuk berbicara atau membuat keputusan.

Pengen intip masa lalu?

masa lalu
dilarang intip masa lalu
Kalau ‘melihat’ masa lalu, ingatnya, tuh, kita mengambil yang baik dan jauh-jauh dari yang buruk. Tapi kalau mantan tiba-tiba muncul, pasti susah banget menolaknya. Apalagi kalau sekarang dia mendadak ‘berkilau’.
Tapi tunggu dulu! Berhubung status kita bukan lagi jomblo, jangan beri kesempatan mantan mengusik hubungan kita dengan pacar, deh. Seindah apapun masa pacaran yang pernah kita jalani dulu, nggak mutu, ah, kalau membandingkan antara si dia dan mantan. Lebih baik fokus pada hubungan yang sedang kita jalani. Toh, mantan sudah kita beri kesempatan di masa lalu, dan biarkan di situ saja ….

Dilarang selingkuh!

dilarang selingkuh
dilarang selingkuh
Dari cinta monyet sampai cinta kingkong, aturan dilarang selingkuh pasti ada – dan mutlak! Ngapain susah-payah jadian kalau nggak bisa menolak godaan?
Dengan berkomitmen, berarti kita harus siap mengakhiri hobi flirting atau menerima tantangan dari teman untuk mendekati seorang cowok, dong. Makanya kalau memang nggak mau berkomitmen, jangan coba-coba menjalani hubungan terikat seperti pacaran atau tunangan – apalagi menikah.
Sst… penting juga, nih, mengetahui batasan si dia tentang definisi selingkuh. Jangan-jangan melihat cowok ganteng sudah dicap ’selingkuh mata’ lagi. Waduh….

Sampai jumpa!

sampai jumpa (?)
sampai jumpa (?)
Rasa jenuh akibat banyaknya pertengkaran dan perbedaan mungkin sering terjadi dalam hubungan kita. Tapi nggak bisa dijadikan alasan untuk meninggalkan pacar begitu saja tanpa pemberitahuan.
Kalau hanya memikirkan perasaan sesaat, 99%, sih, kita akan menyesal nantinya sangat tinggi. Pikirkan dulu matang-matang dan berusaha maksimal untuk menghilangkan kejenuhan tadi sebelum membuat keputusan final.
Coba juga pergi bersama si dia ke tempat bersejarah, misalnya pertama kali kencan atau lokasi ‘penembakan’ dulu. Siapa tahu kita jadi ingat alasan kenapa mau jadian dengannya. Kalau tidak membantu, ajak si dia bicara serta memecahkan ‘masalah’ yang menganggu kita selama ini.

Stop!

stop
stop
Kita kudu berani bilang tidak, termasuk kepada orang yang paling kita cintai. Apalagi kalau si dia berani memaksa kita melakukan hal yang nggak hanya merugikan kita, tapi juga merugikan sekitar, seperti memakai drugs, melakukan seks sebelum nikah, atau mencuri uang orangtua kita sendiri. Kuatkan prinsip sehingga kita nggak pernah melakukannya.
Jangan percaya, deh, saat pacar mulai mengatasnamakan cinta. Sikap egois seperti itu hanya menunjukkan kalau dia tidak baik untuk kita. Cepat-cepat ambil seribu langkah buat menjauhinya, deh.
Si dia tetap mengejar dan memaksa? Nggak perlu ragu lagi minta bantuan orangtua, sahabat, bahkan polisi untuk menjauhkannya. Selanjutnya, buka lebar-lebar hati kita untuk menerima cowok yang lebih pantas bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar